Ojo lali Jawamu – Begawan Ciptaning Mintaraga

SAMBUTAN KETUA IKAPAKARTI KALTIM

 

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan kerunia-Nya, sehingga buku “Ojo Lali Jawa-mu” karya Begawan Ciptaning Mintaraga atau Mas Tommy Johan Agusta dapat diterbitkan. Buku ini semula diterbitkan terbatas untuk Keluarga Besar Ikapakarti Bontang, setelah diskusi lebih intens maka diterbitkan ulang untuk Keluarga Besar Ikapakarti Kaltim. Niatan menerbitkan buku ini sangat mulia, yaitu agar masyarakat Jawa di perantauan tidak lupa Jawa-nya. Namun karena disajikan oleh penulis secara universal, sehingga buku ini pun dapat dijadikan referensi bagi seluruh masyarakat Jawa dimanapun berada, bahkan dapat pula dipelajari oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Pertama kali berkenalan dengan penulis, adalah saat Pengukuhan Paguyuban Pelestari Tosan Aji Bessai Berinta (Panji Beber) di Ruang Pirus Hotel Equator Bontang pada tanggal 20 Juni 2021. Meskipun tidak begitu lama bercengkerama dalam pertemuan awal tersebut, saya melihat penulis adalah sosok yang memiliki cita-cita untuk melestarikan karya Budaya Jawa agar tetap lestari. Pengetahuan dan kecintaan terhadap Karya Budaya Jawa baik itu Keris, Wayang, Batik, Pitutur Luhur, Semar dan Punakawan hingga Kaweruh Basa Jawa tidak dapat diragukan lagi. Ilmu yang dimiliki penulis tersebut termasuk langka, sehingga sangat disayangkan apabila tidak disebar luaskan kepada masyarakat Jawa. Penulis juga merupakan anggota Bidang Edukasi Senapati Nusantara, yang memiliki kepedulian dalam pembentukan Paguyuban Tosan Aji di berbagai daerah di Indonesia.

Pertemuan kami yang kedua pada tanggal 11 Desember 2021 ketika Musda IV Ikapakarti Bontang. Kala itu penulis menyampaikan apabila sedulur Samarinda dan sekitarnya kersa (berminat) akan diterbitkan ulang. Dan penulis minta kesediaan saya untuk memberikan Kata Sambutan di buku Ojo Lali Jawa-mu cetakan kedua ini. Setelah diskusi sejenak tentang isi buku, maka saya selaku Ketua Ikapakarti Provinsi Kaltim menyambut baik dan layak penjadi pegangan bagi orang Jawa di manapun berada.

Penulis tidak rela apabila karya Budaya Jawa ini kelak akan musnah ditelan zaman, apalagi banyak anak muda yang enggan bertutur menggunakan Bahasa Jawa, lalu pemahaman terhadap keris juga masih sibuk di seputar klenik bukan di masalah Kajian Simbolis dan Filosofis, dan menonton wayang sudah dianggap ketinggalan zaman. Saya pun sepakat dengan penulis, bahwa upaya dan usaha apapun harus kita lakukan agar Karya Budaya Jawa tetap membahana menembus cakrawala. Karena kalau bukan kita sebagai orang Jawa yang melestarikan, lalu siapa lagi? Apakah kita akan belajar Karya Budaya Jawa pada orang asing?

Semoga dengan terbitnya buku ini, selain dapat menjadi sarana pembelajaran bagi orang Jawa khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya, juga dapat dijadikan rujukan dalam mempelajari karya Budaya Jawa, serta sebagai sarana untuk mempertahankan karakter bangsa yang berkepribadian asli bangsa Indonesia.

Salam Budaya

 

Samarinda,

DPP Ikapakarti Kaltim

 

Link Pilihan:

Artikel Terbaru

03 August 2025

Pagi bukan sekadar waktu. Ia adalah fondasi. Cara...

17 July 2025

Apa jadinya jika hidup kita terus-menerus berubah...

02 March 2025

Pernahkan pada suatu moment, kalian mengatakan...

01 March 2025

Kesepian bukan sekadar perasaan melankolis yang...

28 February 2025

Manusia adalah mahluk sosial. Kita membutuhkan...

26 February 2025

Semua orang pasti ingin hidup bahagia. Aman...

26 February 2025

Menemukan orang yang tulus itu sulit. Sama...

21 February 2025

Kesepian adalah perasaan alami yang bisa dialami...

Our Facebook

INGIN KONSULTASI?