Sambutan Walikota Ilham Arief Sirajuddin
Saya menyambut baik inisiatif dan semangat Penulis , untuk menyusun dan menerbitkan Buku “Panggil Saya Aco” ini. Saya memandang bahwa penerbitan buku ini merupakan sebuah ekpresi dan cara untuk memperingati dan memaknai suatu era kepemimpinan, di tengah begitu banyak cara lain memperingati, yang telah dikenal dan dilakukan selama ini oleh masyarakat umum.
Ketika Penulis pertama kali menawarkan untuk menyusun dan menerbitkan Buku “Panggil Saya Aco” yang bercerita tentang perjalanan seorang Ilham Arief Sirajuddin, hal pertama yang terbersit dalam pikiran saya adalah keinginan untuk menolak tawaran tersebut. Selaku pribadi kemungkinan untuk menimbulkan kesan riya’ dengan menerbitkan sebuah buku yang berbentuk Biografi maupun catatan/memoar tentang jejak perjalanan saya tentu tidak dapat dihindarkan. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan ajaran agama yang saya yakini. Namun ketika Penulis meyakinkan saya bahwa buku ini akan sangat menginspirasi bagi banyak pembaca khususnya generasi muda yang akan menjadi pelanjut estasfet pembangunan kota Makassar, saya pun mengiyakan.
Sebuah Buku adalah suatu penanda dari sebuah era, meninggalkan jejak lewat sebuah buku adalah merupakan sebuah pencapaian penting dan tertinggi dari seseorang. Buku merupakan jendela ilmu, pengaya wawasan dan tentu saja pemberi inspirasi. Untuk itu, bagi seorang yang pernah berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan khususnya birokrasi dan politik, meninggalkan karya lewat sebuah buku adalah jembatan untuk membagi ilmu, wawasan dan berbagi pengalaman sebagai bekal untuk generasi selanjutnya.
Saat mengawali karir sebagai birokrat di kota Makassar, saya tidak pernah mengimpikan akan membawa Makassar menjadi kota yang maju seperti saat ini. Kota dengan tingkat ekonomi yang tinggi dan sejajar dengan kota maju lain di Indonesia bahkan hingga lima tahun terakhir kepemimpinan saya pertumbuhan ekonomi Makassar tetap di level 9%. Saya hanya mendasarkan kerja saya untuk Makassar dari rasa kecintaan yang mendalam terhadap kota tempat saya lahir dan tumbuh besar sebagai seorang “Aco” dari Jalan Maipa. Pemahaman tentang masyarakat dan dinamika kota yang saya hirup udaranya selama hampir 50 tahun telah membawa saya pada keyakinan untuk membawa Makassar pada level yang lebih tinggi.
Bila saat ini, Makassar telah dinilai sebagai salah satu kota maju, itu semua tidak mungkin hanya dapat teraih oleh kerja seorang Ilham saja. Banyak pihak yang telah berkontribusi dan memberi sumbangan pemikiran dan tenaga dalam mewujudkan Makassar sebagai Kota Dunia yang berlandaskan pada Kearifan Lokal yang menjadi Visi kota. Dan yang tak kalah penting adalah partisipasi masyarakat kota sendiri dalam mendukung semua program kerja yang telah dirancang pemerintah. Untuk itu, saya selaku walikota ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak atas dukungannya selama ini bagi pemerintahan saya.
Upaya penulisan memoar yang dilakukan Rahman Majulekka dan tim, dengan menghimpun kisah-kisah, catatan-catatan tentang seorang Aco, saya harapkan akan menambah perbendaharaan pernak-pernik sejarah perjalanan kota Makassar. Menjadi jembatan bagi siapapun yang membaca buku ini untuk menimba ilmu dan belajar dari pengalaman-pengalaman yang saya alami. Pemikiran, ide-ide dan wacana yang berorientasi pada kemajuan kota Makassar perlu terus dikembangkan dan disebarluaskan agar dapat memberikan inspirasi bagi semua elemen masyarakat untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan potensi dirinya dalam menghadapi tantangan global.
Sebagai pribadi, saya mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Penulis atas terbitnya buku ini. Saya berharap buku ini dapat dibaca secara luas dan menjadi salah satu sumbangan untuk memperkaya khasanah pengembangan keilmuan. Semoga Allah SWT tetap melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amiin.