Media sosial, adalah salah satu perkembangan teknologi internet paling spektakuler dalam sejarah. Media sosial membantu keluarga dan teman tetap terhubung, menawarkan alat yang berguna untuk mengingat kembali kenangan positif, bahkan membantu mereka yang kesulitan mencari dukungan di antara keluarga, teman, bahkan orang yang masih asing. Media sosial bisa menciptakan konektivitas tanpa batas. Namun, selain banyak manfaat, media sosial juga mempunyai dampak negatif yang perlu kita waspadai.
Posting sesekali di Twitter atau beberapa menit menelusuri Facebook dapat menjadi tambahan yang menyenangkan untuk selingan hari kita. Namun, ketika kita merasa perlu untuk memposting setiap waktu, periksa setiap dan semua pembaruan selama waktu istirahat kita di tempat kerja, dan merasa bahwa hidup kita tidak sesuai dengan yang kita lihat seperti di halaman teman orang-orang, itu akan merugikan kesehatan mental kita.
Kali ini, kami akan membahas pengaruh media sosial dari sisi negative. Kami persembahkan untuk kalian pemuda Indonesia.
- Perhatian terhadap isi medsos yang berlebihan bisa menimbulkan kecemasan
Saat ini, sebagian besar aktivitas beralih ke online, semakin hari kebiasaan ini kian kuat.
Kita menghabiskan banyak waktu untuk online, menelusuri Instagram dan Facebook, kadang meluncur ke TikTok dan Snapchat. Kita melihat gambar-gambarnya, membaca deskripsinya dan sesuatu di dalam diri kita mulai muncul. Orang-orang di media sosial tampak lebih menarik dan berprestasi daripada kita. Akibatnya, kita lebih cenderung membandingkan diri kita dengan orang lain dan merasa bahwa kehidupan setiap orang lebih menyenangkan daripada kehidupan kita sendiri.
Terus-menerus melihat postingan tersebut terbukti menimbulkan kecemasan. Salah satu perasaan itu adalah 1. keterasingan, kita tidak berada di sana di mana orang-orang keren berada. 2. frustrasi pada diri sendiri, karena kita tidak dapat mengatur hidup menjadi sehebat apa yang kita lihat di media sosial. dan 3. kecemburuan, iri bahwa hidup kita tidak semenarik teman online. Berhati-hatilah, karena semua itu bisa menimbulkan sumber perasaan: Kita merasa kehilangan kehidupan.
2. Keinginan untuk terus update status atau mengikuti post orang lain.
Apa yang akan terjadi jika kita berhenti mengikuti postingan teman di media sosial setiap hari atau menelusuri feed orang lain? Apa yang akan terjadi jika kita tidak memposting pembaruan di profil kita? Dalam jangka yang lama, Bisakah kita merasa nyaman?
Sangat sulit untuk melepaskan diri dari media sosial. Aplikasi tersebut seperti dirancang untuk membuat kita terus terlibat. Kita merasa gelisah ketika tidak membuka dan membaca cuitan-cuitan atau postingan orang. Sedang apa dia di sana? Apa yang dia raih? Apa yang sedang dibicarakan orang-orang? ada yang kurang dalam diri kita Ketika seharian penuh kita tidak sempat membuka akun media sosial. kita merasakan kecemasan yang aneh. Kita merasa seperti kehilangan sesuatu yang penting. Jika kalian merasakan seperti itu, mungkin media sosial telah manjadi salah candu dalam hidup kalian.
3. Kurang menikmati momen nyata.
Beberapa Penelitian yang dilakukan telah menunjukkan betapa kuatnya daya Tarik media sosial. Remaja sekarang seperti tidak bisa hidup tanpa media sosial. Mereka merasa perlu untuk terus terhubung dan percaya bahwa mereka harus segera menanggapi setiap kiriman atau komentar. Takut tertinggal atau ketinggalan. Mereka mengalami perasaan panik, harga diri mereka menurun, sulit tidur, dan suasana hati berubah-ubah. Saat mereka mengalami, otak mencatat sinyal stres yang mirip dengan pengucilan sosial.
Kebiasaan digital kita, yang meliputi terus-menerus memeriksa pesan, email, dan halaman media sosial, telah menjadi begitu kuat sehingga kita sulit untuk dapat menikmati momen bermakna bersama orang-orang di dunia nyata. Ini sering terjadi, Ketika kita sedang duduk Bersama, tapi masing-masing dari kita menatap layar ponsel. Apa yang ada di dalam layar sana lebih menarik daripada apa yang ada di hadapan.
4. Mengurangi Interaksi Tatap Muka.
Saat berlama-lama berada di media sosial, kita tidak hanya menghabiskan waktu berkualitas dengan orang-orang yang hadir secara fisik dalam hidup kita, tetapi mereka juga merasa terganggu saat kita menggulir platform media sosial. Media sosial tampak lebih menarik daripada memperhatikan mereka.
Media sosial sangat bagus untuk mencari dukungan saat kita tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan orang-orang di sekitar, tetapi hadir secara fisik dengan seseorang memberikan tingkat kenyamanan dan dukungan yang tidak akan pernah bisa ditandingi oleh media sosial.
Saat kita berbicara dengan seseorang secara langsung, isyarat nonverbal sama pentingnya dengan apa yang kita katakan. Di media sosial, isyarat non-verbal dihilangkan, membuat komunikasi teks menjadi lebih rumit dan menyebabkan kesalahpahaman, bahkan di antara sahabat sekalipun.
5. Meningkatkan Keinginan untuk diPerhatikan.
Jika kita bertanya mengapa terdapat sisi buruk pada media sosial, keinginan akan perhatian yang ditimbulkannya adalah salah satu alasan utamanya. Memposting status yang tidak jelas di Facebook untuk menarik perhatian orang lain dapat dengan mudah menjadi kebiasaan buruk. keinginan tanpa henti untuk mendapatkan suka, komentar, atau notifikasi.
Perhatian adalah salah satu sumber daya paling berharga yang ada untuk makluk sosial.
Sayangnya, situs media sosial, telah menganggap kebutuhan akan perhatian ini sangat ekstrem. Orang menjadi begitu sensitive. Kita akan langsung beraksi jika posting kita dibantah atau ditentang orang. Menjadi berbunga-bunga Ketika di like seseorang. Atau tiba-tiba merasa sedih jika kita di blokir seseorang di sana, yang bahkan kita sama sekali tidak mengenalnya di dunia nyata.
6. Munculnya Perbandingan Sosial.
Menampilkan persona tertentu di media sosial itu mudah. Banyak yang memilih untuk memposting foto liburan yang indah atau postingan tentang keistimewaan anak mereka, atau tentang pencapaian-pencapian tertentu, tetapi yang tidak kita lihat adalah semua hal yang berantakan di antaranya. Karena kita hanya melihat hal-hal yang baik, hal itu dapat mengarah pada perbandingan sosial.
Jika kalian masih belum jelas mengapa media sosial bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental, jawabannya adalah bahwa media sosial memperburuk masalah di atas dengan memaksa kita terus-menerus melakukan perbandingan, yang pasti akan menyebabkan masalah kesehatan mental dan kecemasan sosial, dan hal ini sangat mungkin terjadi pada anak muda.
7. Mengalihkan Dari Tujuan Hidup
Sangat mudah untuk terlibat dalam apa yang terjadi di media sosial sehingga orang akan mengabaikan tujuan hidup mereka yang sebenarnya. Alih-alih mengincar pekerjaan impian dengan memperoleh keterampilan yang berguna, orang cenderung berjuang untuk menjadi bintang internet. Kadang, orang yang mempunyai banyak like, merasa terbang dan ingin selalu memenuhi apa yang diinginkan followernya.
Apalagi media sosial bisa menciptakan sebuah tren. Orang akan dengan mudah terbawa arus, sehingga ia tidak fokus dengan tujuannya.
Mencapai tujuan membutuhkan kerja keras dan banyak motivasi. Media sosial memungkinkan untuk mengalihkan perhatian kita. dan karena gangguan ini, bisa jadi kita tidak menyelesaikan apapun di waktu produktif kita.
Demikianlah efek negatif dari media sosial jika digunakan dengan cara berlebihan, sembrono dan tidak beranggung jawab. Batasi waktu yang kalian habiskan di dunia media sosial agar tidak tersesat di sana dan mendapat berbagai gangguan lain yang lebih besar. Tetap smart dalam menggunakan teknologi.
Tonton videonya di sini: