Di Jasa Penerbitan HalamanMoeka, pertanyaan yang kerap kami temui adalah mengenai ongkos cetak. Dan selalu, kami jelaskan, bahwa ongkos cetak tergantung pada: spesifikasi buku (jumlah halaman, ada halaman berwarna/tidak, jenis kertas yang akan digunakan, ukuran buku; spesifikasi detail sampu: apakah ada embos, atau spot UV, apakah doff atau glossy, dll) dan oplah.
Logika sederhananya: makin banyak oplah= makin murah harga per eksemplar, namun, total ongkos cetak akan makin besar. Sebaliknya, makin sedikit oplah= makin mahal harga cetak per eksemplar, namun bisa menekan total ongkos cetak. Apa yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan oplah? Silakan klik artikel ini.
Kenapa ini penting? Karena ongkos cetak per eksemplar sangat menentukan harga jual. Umumnya, harga jual buku di toko buku (offline) berkisar 5-6 kali lipat dari ongkos cetak (ini dengan pertimbangan: adanya ongkos produksi lain selain ongkos cetak, ex: biaya layout, cover, pembagian keuntungan dengan distributor—jika menggunakan distributor).
Jika Anda menggunakan jasa penerbitan tertentu, detail-detail ini ditangani jasa penerbitan tersebut. Namun jika Anda survey percetakan sendiri, hendaknya pertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
* Ongkos cetak berdasarkan spesifikasi buku (seperti yang telah disebutkan di atas). Jika Anda tak tahu-menahu tentang jenis kertas dan spesifikasi detil cover, bawa saja beberapa sampel buku dengan spesifikasi yang Anda inginkan. Dan Anda bisa menjelaskan di percetakan, “Saya mau covernya pakai kertas kaya’ di buku A, tapi saya mau tampilannya seperti di buku B”
* Cermati sampel buku yang pernah dicetak di percetakan tersebut sebelumnya. Ini penting untuk mengetahui kualitas cetak.
* Ongkos cetak pada teks/gambar berwarna lebih mahal ketimbang ongkos cetak pada buku dengan hanya halaman b/w saja. Demikian juga dengan mesin yang digunakan. Mencetak dengan mesin besar umumnya akan lebih mahal ketimbang dengan mesin kecil. Selalu tanyakan kelebihan dan kekurangan metode pencetakan (dan hasilnya pada buku Anda nantinya), dan berapa ongkos yang mesti Anda tanggung.
* Tanyakan fasilitas approval sampul. Jika ada, printlah dummy sampul di sana, lalu tanda tangani bersama dengan pemilik/ penanggung jawab percetakan. Ini untuk menghindari sampul yang warnanya naik atau turun beberapa tone. Jika tidak ada, maka cobalah print di jasa print digital, kemudian minta agar percetakan mencetaknya seperti itu.
* Tanyakan tentang fasilitas kredit. Ada percetakan yang bisa memberikan fasilitas kredit 1-2 bulan setelah buku dicetak. Tanyakan ini pada percetakan Anda.
* Tanyakan tentang ongkos kirim. Jika Anda hanya mencetak dalam jumlah kecil, ongkir mungkin bukan masalah buat Anda. Namun jika Anda mencetak dalam jumlah besar dan Anda tidak punya mobil untuk mengangkut, tanyakan pada percetakan Anda, apakah Anda bisa meminjam/menyewa mobil operasional mereka untuk mengangkut buku Anda?
Hal-hal yang perlu dipastikan: 1. Pastikan istilah ‘meminjam’ atau ‘menyewa’ ini di awal. Saat bertanya tentang ongkos cetak, selalu tanyakan: “Apa ini sudah termasuk ongkir?”. Jika belum, selalu tanyakan, “Berapa yang harus saya bayar untuk ongkir?” 2. Jika Anda menggunakan jasa distributor, untuk menghemat ongkir, selesai beres cetak & wrapping (bungkus plastik), langsung antarkan buku dari percetakan ke distributor Anda. Ini akan menghemat waktu, tenaga, dan uang Anda. Namun jangan lupa, sebelum mengantarkan buku ke distributor, Anda harus: memilih distributor yang cocok untuk Anda, membaca dengan cermat surat kesepakatan dengan distributor, mencetak nama distributor di buku Anda, dan pastikan pada distributor tersebut bahwa Anda akan mengirim buku pada hari buku Anda beres cetak—ini penting untuk memastikan buku Anda diterima dengan baik di sana.
* Tentang Quality Control. Ada percetakan yang punya QC ketat, jadi Anda tak perlu khawatir apakah buku Anda ada yang salah cetak. Namun ada pula, yang QC-nya kurang ketat. Namun, umumnya percetakan memberi lebihan cetak secara gratis pada Anda (misalnya Anda mencetak 500 eks, Anda bisa mendapatkan lebihan cetak jumlah tertentu. Besarnya bisa bervariasi, mulai dari sekian belas, sekian puluh atau hanya beberapa eksemplar. Tujuannya, untuk ‘mengganti’ buku yang mungkin ada salah cetak). Karena itu, ada baiknya Anda mempertimbangkan opsi menyelipkan kertas bertuliskan kontak Anda, yang bertuliskan: bahwa jika ditemui salah cetak, pembaca bisa menghubungi Anda dan memperoleh kompensasi buku pengganti.
* Perhatikan promosi dari mulut ke mulut. Jika ada teman atau kenalan yang mencetak buku, tanyakan pada mereka tentang percetakannya juga apakah mereka puas dengan hasilnya. Percetakan yang nakal (semisal menjual kembali buku yang salah cetak, atau hasil cetakannya buruk) tentu bisa segera ditandai.
—-